Trilogi (Iman. Pengharapan dan Kasih)

Hubungan antara iman, pengharapan dan kasih

Trilogi ajaran katolik (1 Kor 13 : 13) demikianlah tinggal ketiga hal ini,yaitu : Iman, pengharapan dan kasih. Dan yang paling besar diantaranya ialah kasih.

 pertanyaan tentang trilogi dalam 1 Kor 13:13. Dalam 1 Kor 13:13, 
rasul Paulus mengatakan bahwa “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih“. Tiga hal di atas adalah merupakan theological virtue atau kebajikan ilahi,.... 
dimana kasih adalah yang terbesar dan mengarahkan iman dan pengharapan. Kebajikan Ilahi ini telah kita terima pada saat kita dibaptis. 
Dan inilah yang memampukan orang dan menandai jiwa seseorang yang telah dibaptis untuk dapat berbuat sesuai dengan moralitas yang dituntut oleh Yesus, sehingga dapat menjadi anak-anak Allah (KGK, 1813). 
Tiga hal ini bersifat supernatural, yang juga menjadi landasan untuk empat kebajikan kardinal, yang terdiri dari: Kebijaksanaan (prudence),
Keadilan (justice), 
Keberanian (fortitude), 
Penguasaan diri (temperance) (KGK, 1805).

Untuk menjawab pertanyaan bahwa kasihlah yang terbesar dibandingkan dengan iman dan pengharapan, kita harus terlebih dahulu tahu definisi dari iman, pengharapan, dan kasih.

IMAN: 
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). dalam iman, akal budi dan kehendak manusia bekerja sama dengan rahmat Ilahi (KGK, 155). 
Lebih jauh St. Thomas mengatakan bahwa “Iman adalah satu kegiatan akal budi yang menerima kebenaran ilahi atas perintah kehendak yang digerakkan oleh Allah dengan perantaraan rahmat” (ST, II-II, q.2, a.9).
Jadi iman adalah merupakan operasi intellect atau akal budi, dimana kita bekerja sama dengan rahmat Allah, sehingga kita dapat menjawab panggilan-Nya dan percaya akan apa yang difirmankan-Nya. 
Namun kepercayaan ini bukan hanya asal percaya, atau percaya berdasarkan perasaan saja. 
Iman dapat didefinisikan sebagai suatu persetujuan akal budi yang kokoh kepada kebenaran, yang bukan berdasarkan perasaan, namun berdasarkan kesaksian saksi. 
Artinya kalau seseorang masih ragu-ragu akan kebenaran tersebut, maka dapat dikatakan ia belum sungguh-sungguh beriman. 
Dan saksi di dalam kebajikan ilahi iman adalah Tuhan sendiri, yang bersaksi dengan perantaraan para nabi, dan akhirnya Tuhan sendiri menjelma menjadi manusia, yang selanjutnya karya-Nya diteruskan oleh Gereja Katolik. 

Jadi seseorang beriman dengan benar, kalau seseorang telah melihat imannya berdasarkan motive of credibility, yang keterangannya dapat di baca di artikel ini di bagian akhir.

HARAPAN: 
Sedangkan harapan dalam order natural adalah merupakan suatu keinginan akan sesuatu yang baik atau suatu tujuan. Dalam supernatural order, harapan ini adalah keinginan untuk mencapai surga, kehidupan kekal, persatuan dengan Allah. Dan setiap manusia mempunyai harapan akan kebahagiaan sejati yang telah ditanamkan dalam setiap hati manusia (KGK, 1818). 
Harapan ini adalah suatu keinginan hati berdasarkan iman. Tanpa iman, maka manusia tidak akan mempunyai pengharapan. 
Harapan inilah yang membuat manusia bertahan menanggung segala macam penderitaan dan kesulitan hidup, karena berharap akan kehidupan kekal di surga. Harapan yang membuat manusia dapat berdiri tegak di tengah-tengah badai kehidupan.

KASIH: 
Mari kita melihat sekarang kebajikan Ilahi kasih. Pesan di Alkitab dapat disarikan sebagai “mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama“. 
Dalam kebajikan Ilahi, kasih kita kepada sesama kita bersumber kepada kasih kita kepada Tuhan. 
Dalam filosofi, kasih mempunyai dua bagian, yaitu:

1) menginginkan akan kebaikan itu sendiri (kasih Eros), dan

2) berharap akan kebaikan itu untuk seseorang (kasih Agape).

Jadi ada dua hal di sini, keinginan akan sesuatu yang baik, dan keinginan akan menyenangkan seseorang. 
Nah, harapan adalah berfokus kepada sesuatu yang baik. Sedangkan kebaikan Ilahi adalah kasih yang agape, yang memberikan diri untuk orang yang bersangkutan, dalam hal ini Tuhan. 

Kasih Agape inilah yang membuat orang berfokus kepada Tuhan, sebagai seseorang yang dikasihi melebihi apapun.

Dari tiga definisi iman, pengharapan, dan kasih, kita dapat menyimpulkan bahwa...

Kasih adalah yang terbesar, karena beberapa alasan:

Kasih mengarahkan kita kepada Tuhan, sedangkan iman dan pengharapan mengarahkan kepada kesempurnaan diri kita. 
Iman memberikan kita kesempunaan akal budi (iman adalah kegiatan akal budi) dan pengharapan menyempurnakan keinginan kita (harapan adalah kegiatan keinginan) akan kehidupan kekal di surga. 
Atau dengan kata lain, 
Kasih adalah tujuan akhir, namun iman dan pengharapan merupakan cara. Sama seperti cara melayani tujuan akhir, maka iman dan pengharapan melayani kasih.

Kasih mengarahkan iman dan pengharapan. Iman tanpa kasih kepada Tuhan akan berakhir dengan iman yang mati (1 Kor 13:3), karena kasihlah yang menyebabkan seseorang dengan penuh sukacita untuk mau belajar tentang Tuhan dengan lebih lagi setiap hari. 
Kasih juga yang membuat kita dengan penuh kesediaan dan sukacita melayani sesama kita. 
Harapan tanpa kasih kepada Tuhan adalah sia-sia (1 Kor 13:3). 
Kasih kita kepada Tuhanlah yang menyebabkan kita terus berharap akan persatuan dengan Tuhan di tengah-tengah setiap penderitaan dan kesulitan yang kita alami. 
Harapan yang mati hanya berharap demi kesenangan pribadi, namun harapan yang dilandasi kasih membuat kita bersedia berkurban untuk orang yang kita kasihi, demi kasih kita kepada Tuhan. 
Dan ini yang menyebabkan kita turut bersukacita dalam setiap penderitaan dan kesulitan karena kita berpartisipasi dalam penderitaan Kristus.

Kasih adalah abadi, namun iman dan pengharapan akan lenyap. 
Kasih akan terus ada sampai selama-lamanya, yang memuncak di dalam persatuan abadi dengan Allah di surga, dimana kita dapat mengasihi Tuhan sebagaimana adanya Dia dan berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan Tritunggal Maha Kudus.

Iman, yang merupakan dasar dari harapan yang tidak kita lihat, akan lenyap di surga, karena di surga, kita melihat Tuhan muka dengan muka. 
Jadi iman, tidak diperlukan lagi. 
Demikian juga dengan harapan, yang merindukan suatu yang baik, akan lenyap di surga, karena di surga kita telah mencapai tujuan akhir, yaitu kebahagiaan kekal. 
Pada saat kita mencapai sesuatu yang kita harapkan, yaitu kebahagiaan kekal, maka kita tidak berharap lagi, namun beristirahat dan menikmatinya (1 Kor 13:8-12).

Kita tidak akan dapat diselamatkan tanpa ketiga hal ini: iman, pengharapan, dan kasih. 
Dan kita dapat bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih dengan...
Berdoa, Menerima sakramen-sakramen, juga dengan Perbuatan kasih. 

Mari kita bersama-sama bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih, sehingga kita senantiasa mempunyai sukacita dalam melayani Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebenaran Mutlak telah menjadi manusia dan hidup yaitu Kristus Yesus.

Semua akan indah pada waktunya

Mari kita mengenal lebih dekat St. Yusuf - Abdi yg Istimewa bagi yg mencintai Yesus dan Maria.